Senin, 05 Januari 2009

AKU DAN MARIA

Tak ada yang istimewa pada awal perkenalanku dengan Maria. Kebetulan tim DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) menempatkan aku dan dia pada desa yang sama. Kebetulan?? Mungkin tidak. Allah pasti telah mengatur pertemuanku dengannya.

Ada perasaan tak nyaman dalam diriku saat mengetahui aku satu tim dengannya. Aku berharap DPL menjodohkan aku dengan Fifi atau Ayu -yang juga baru aku kenal saat pembekalan KKN- bukan dengan Maria. Namun, inilah yang terjadi, aku berjodoh dengan Maria. Dari namanya aku bisa menebak agamanya. Yup! Ternyata benar dugaanku! Maria beragama Katholik.

Perasaan tak nyaman itu makin merasuki diriku. Ya Allah... Dalam satu tim desa-ku hanya aku satu-satunya yang memakai jilbab. Hmm... kekawatiranku bertambah... Kuatkan hamba-Mu ya Rob...

KKN-ku harus menyenangkan dan bermakna!! Dengan harapan itu, aku bangun pertemananku dengan semua personel KKN desa-ku yang hanya berjumlah enam orang –Mas Irwan, Mas Heru, Fahmi, Putri dan juga Maria- . Perbedaan agama yang merentangi antara aku dan Maria harus disibakkan.

Sebelum akhirnya kami terjun ke desa, terlebih dahulu kami melakukan survei. Diluar perbedaan agama yang mendasari pertemananku dengan Maria, aku menyadari sesuatu. Maria adalah seorang yang menenangkan! Sungguh! Seharian menghabiskan waktu bersamanya memberiku banyak pelajaran. Dia selalu berusaha untuk berpikiran positif. Dia juga sangat toleran, ”Eh, itu azan kan? Kalian sholat dulu aja baru kita lanjutin perjalanan”, ujarnya saat azan zuhur berkumandang. Diam-diam aku mulai mengaguminya.

Dan akhirnya... Perjuangan tim kami di desa dimulai!!

Aku, Maria, dan Putri menempati satu kamar. Kami harus berbagi tempat tidur untuk tiga orang. Setelah berunding, aku mendapat tempat disamping Maria. Dari sinilah persahabatan kami dimulai.

Hampir setiap malam sebelum tidur, aku dan Maria bercerita banyak hal. Dari masalah keluarga hingga merembet ke urusan agama. Maria adalah seorang Katholik yang taat. Dia rajin berdoa dan membaca Injil saat bangun tidur. Ada hal unik yang selalu membuatku tersenyum saat mengingat kebiasaan kami... Setiap pagi, sekitar pukul lima, alarm HP Maria selalu membangunkanku untuk Sholat Subuh. Setelah Sholat Subuh, aku menyempatkan diri untuk membaca Al-Qur’an biarpun hanya beberapa ayat. Ada pemandangan yang tak biasa di setiap pagi, aku membaca Al-Qur’an sementara Maria dengan khusuk membaca Injil. Kami tak bisa menahan tawa saat membahas pemandangan unik itu. Perbedaan agama yang ada memang membuat banyak perbedaan diantara kami, tapi sama sekali bukan penghalang untuk persahabatan kami.

Perlahan namun signifikan, perasaan tidak nyaman yang sering merasukiku di awal KKN perlahan mulai luntur, bahkan hilang! Perbedaan yang ada antara aku dan Maria justru menjadi sangat indah... Sungguh! Kami seperti pelangi... Berbeda tapi saling melengkapi... Bisa membayangkan jika pelangi hanya berwarna merah atau hanya berwarna hijau?? Pelangi menjadi indah karena setiap warna tetap mempertahankan warna yang dimilikinya namun saling beriringan membentuk lengkungan indah...

Subhanallah... Maha Suci Allah yang mengatur pertemuanku dengan Maria...

Maha Suci Allah yang telah menciptakan pelangi dalam hidupku...



Semarang, 13 September 2008

-Tyas-

Tidak ada komentar: